Manusia di dunia ini tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak ada orang yang tidak mempunyai kekurangan, dan begitu juga sebaliknya, tidak ada orang yang tidak mempunyai kelebihan. Saya dilahirkan di dunia ini sebagai anak ke-4 dari 4 bersaudara dan satu-satunya anak perempuan. Saya menganggap itu sebagai suatu kelebihan karena tidak banyak orang yang mempunyai 3 orang kakak laki-laki yang sangat menyayangi dan memperhatikan saya. Saya pun sangat menyayangi mereka dan menganggap mereka sebagai sesuatu yang tidak boleh saya sia-siakan melainkan harus saya syukuri. Hubungan di antara kami sangatlah dekat dan satu hal lagi yang membuat saya bersyukur adalah saya tidak pernah bertengkar dengan kakak-kakak saya dari dulu hingga sekarang ini.
Sejak kecil saya dan kakak-kakak saya selalu diajarkan oleh orang tua saya untuk sopan kepada orang lain meskipun saya pun menyadari bahwa pada saat saya kecil saya tidak begitu sopan kepada orang lain. Sekarang pun saya masih dalam proses untuk menjadi orang yang sopan dan menyenangkan. Saya pun menyadari bahwa terkadang, apabila mood saya sedang tidak baik, saya bisa berubah menjadi orang yang ketus dan menyebalkan. Mama saya selalu menegur saya apabila sifat buruk saya itu mulai muncul. Saya pun sering merasa tidak suka apabila mama saya mulai menasihati saya dan menyuruh saya untuk mengikuti sikap saudara saya ataupun teman saya. Namun saya yakin bahwa nasihat orang tua selalu berguna dan untuk kebaikan saya sendiri.
Saya adalah orang yang sangat senang mempunyai banyak teman dan beruntunglah saya karena saya bukanlah orang yang sulit untuk bergaul. Saya cukup mudah dalam mencari teman dan menjadi akrab dengan orang lain. Namun sayangnya saya sering tidak memperhatikan teman saya. Saya sering merasa malas apabila teman saya ada yang menanyakan pelajaran yang ia tidak mengerti. Saya berusaha menghilangkan sikap itu dan berusaha untuk menjadi orang yang tidak sombong, meskipun membutuhkan proses yang menurut saya tidak cepat. Namun saya yakin saya dapat menghilangkannya.
Sejak kecil orang tua saya sudah memasukkan saya ke tempat les piano. Pada awalnya saya tidak mau dan menangis ketika diajak ke tempat itu. Namun lama kelamaan saya mulai menyukai musik dan menikmati belajar memainkan piano. Saya pun mulai rajin berlatih dan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan teman-teman saya di tempat les saya itu. Akhirnya orang tua mencari guru piano untuk privat di rumah sehingga saya les piano 2 kali dalam seminggu saat itu dan saya tidak merasa keberatan sedikit pun. Sekarang saya sudah berhasil menyelesaikan salah satu dari les itu dan masih melanjutkan les privatnya. Saya mengiringi musik di sekolah dan gereja. Menurut saya bermain piano adalah salah satu talenta yang Tuhan berikan kepada saya dan sebagai rasa syukur saya, saya harus mau melayani Tuhan dan membantu dalam perayaan-perayaan. Namun dalam hal ini pun saya mempunyai kelemahan karena sering kali saya merasa malas jika diminta tolong untuk bermain piano. Orang tua pun selalu berkata bahwa talenta yang saya miliki harus dikembangkan dan tidak boleh malas apabila dimintai tolong oleh orang lain.
Banyak pemberian Tuhan yang bisa saya syukuri dan saya senang Tuhan menciptakan saya seperti sekarang ini. Dulu mungkin saya seringkali ingin menjadi seperti orang lain, mempunyai keluarga seperti orang lain, bahkan memiliki kepandaian seperti orang lain. Namun lama-kelamaan saya mulai menyadari bahwa apa yang saya punya sekarang adalah pemberian yang terbaik dari Tuhan bagi saya dan saya tidak ingin menjadi orang lain lagi. Saya merasa sangat senang tinggal di keluarga seperti sekarang ini dan mempunyai sifat dan kelebihan seperti sekarang ini meskipun sebenarnya masih banyak sifat saya yang perlu diperbaiki. Saya yakin saya bisa menjadi orang yang lebih baik lagi di masa yang akan datang karena saya mempunyai orang tua yang selalu mendukung saya dan memberikan dukungan serta nasihat kepada saya, serta kakak-kakak saya yang selalu membantu saya.
Pendapat
STEFANI X1/27
Feby :
1. jago main piano
2. pintar
3. percaya diri
4. sering ngobrol
5. tidak sombong
6. ceria
7. heboh + lucu
8. aktif di kelas
tgs BK narsis"an :P
ALBERT EINSTEIN
People like us, who believe in physics, know that
the distinction between past, present, and future
is only a stubbornly persistent illusion.
the distinction between past, present, and future
is only a stubbornly persistent illusion.
Senin, Oktober 19, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar